PENYAKIT | DIFINISI | ETIOLOGI | GEJALA KLINIS | PATOFISIOLOGI | PENATALAKSANAAN |
BRONKITIS KRONIS | Menunjukkan kelainan pada bronkus yaitu keadaan yang berkaitan dengan produksi mucus takeobronkial yang berlebihan, sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2 tahun secara berturut-turut. | I. Etiologi spesifik 1. Asma ( hipereaktivitas saluran nafas ) 2. Infeksi kronik saluran nafas bagian atas 3. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis, jamur. 4. Penyakit paru yang telah ada, misalnya bronkiektasis 5. Sindrom aspirasi 6. Penekanan pada saluran nafas 7. Benda asing 8. Kelainan jantung bawaan 9. Kelainan silia primer 10. Defisiensi imunologis 11. Kekurangan alfa-I-antitripsin 12. Fibrosis kistik 13. Psikis II. Iritasi non spesifik saluran nafas 1. Asap rokok 2. Polusi udara | § Batuk dengan atau tanpa riak § Nyeri dada § Mengi § Batuk mengeluarkan “silinder-silinder” mukoid besar, padat § Hipereosinofilik dari jalan napasnya | Penebalan dinding bronkus hipertrofi kelenjar mukosa hipertrofi sel goblet epitel mengalami metaplasi skuamosa dan inflasi kronik Kelainan klinis yang lama reaksi inflamasi yang berlebihan kerusakan saluran nafas gangguan pembersihan lendir batuk basah mengi | · Antimikrobial · Bronkodilator · Aerosolized nebulizer · Intervensi bedah |
BRON KIOLITIS | Penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus) yang terjadi pada anak < 2 tahun dengan insidens tertinggi pada usia sekitar 2-6 bulan | · respiratory sincytial virus (RSV) · Adenovirus · Virus (virus sinsivial pernafasan predominan) · Virus parainfluiensa · Mycoplasma pneumonia | ISPA atas ringan berupa pilek yang encer dan bersin Demam dan nafsu makan berkurang Distres nafas Batuk paroksismal, Wheezing, sesak napas Muntah serta sulit makan dan minum Kadang-kadang disertai sianosis Nadi juga biasanya meningkat. Terdapat nafas cuping hidung Penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi | Mikroorganisme masuk droplet kolonisasi dan replikasi mukosa bronkioli (terminal bronkiolus) nekrosis bersilia pada bronkioli. Respon imun proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan debris dan mukus (plugging) penyempitan lumen bronkioli atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan (hyperaerated) gangguan pertukaran gas, gangguan ventilasi/perfusi hipoksemia (PaO2 turun) dan hiperkapnea (PaCO2 meningkat) gagal nafas. | 1. Pemberian oksigenasi (nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry) 2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup 3. Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul. 4. Antibiotik dapat diberikan pada keadaan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat. 5. Kortikosteroid : deksametason 0,5 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis. 6. Dapat diberikan nebulasi β agonis (salbutamol 0,1mg/kgBB/dosis, 4-6 x/hari) diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki kebersihan mukosilier |
BRON KIEKTASIS | Suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma ) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi | 1.Infeksi pernafasan » Campak » Pertusis » Infeksi adenovirus » Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas, Influenza » Tuberkulosa » Infeksi jamur » Infeksi mikoplasma 2. Penyumbatan bronkus Ø Benda asing yang terisap Ø Pembesaran kelenjar getah bening Ø Tumor paru Ø Sumbatan oleh lendir 3. Cedera penghirupan Cedera karena asap, gas atau partikel beracun Menghirup getah lambung dan partikel makanan 4. Keadaan genetik Fibrosis kistik Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener Kekurangan alfa-1-antitripsin 5. Kelainan imunologik Sindroma kekurangan immunoglobulin. Disfungsi sel darah putih. Kekurangan koplemen Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa 6. Keadaan lain v Penyalahgunaan obat v Infeksi HIV v Sindroma Young (azoospermia obstruktif) v Sindroma Marfan. | 1. Batuk kronik 2. Hemoptisis 3. Jari tabuh | Infeksi dinding bronchial rusak kehilangan struktur pendukungnya sputum kental bronki tersumbat batuk hebat dinding bronchial teregang secara permanen infeksi ke jaringan peribronkial eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus Retensi sekresi dan obstruksi alveoli di sebelah distal obstruksi kolaps (atelektasis) reaksi inflamasi jaringan parut atau fibrosis infusiensi pernafasan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio volume residual kerusakan campuran gas hipoksemia. | 1. terapi antimikroba 2. Drainase postural dari tuba bronchial 3. Bronkodilator 4. Meningkatkan pengeluaran sputum, kandungan air dari sputum ditingkatkan dengan tindakan aerosolized nebulizier 5. Intervensi bedah 6. Antibiotik, Dan ekspektoran. |
GAGAL NAFAS AKUT | Ketidakmampuan system pernafasan untuk mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal | Gangguan Ventilasi Obstruksi akut Obstruksi kronis Penurunan compliance Gangguan neuromuskuler Gangguan / depresi pusat pernafasan Gangguan Difusi Alveoli Kapiler Gangguan Kesimbangan Ventilasi Perfusi Peningkatan deadspace Peninggian “intra alveolar shunting”, | a. Hiperkapnia b. Hipoksemia Somnolen Letargi Koma Asterisk c. (iritabilitas neuromuscular) Tidak dapat tenang Tremor Bicara kacau Sakit kepala Oedema papil | Awitan penyakit ventilasi yang tidak adekuat obstruksi jalan nafas atas toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia menekan pusat pernafasan pernafasan menjadi lambat dan dangkal gagal nafas akut | - Terapi oksigen masker Venturi atau nasal prong - Ventilator mekanik - Inhalasi nebulizer - Fisioterapi dada - Pemantauan hemodinamik/jantung - Bronkodilator - steroid - Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan |
ADULT RESPI RATORY DISTRESS SYNDROME ( ARDS ) | Kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non-pulmonal | a. Sistemik : - Syok - Sepsis gram negative - Hipotermia - Hipertermia - Takar lajak obat (Narkotik, Salisilat, Trisiklik, Paraquat, Metadone, Bleomisin ) - Gangguan hematology ( DIC, Transfusi massif, Bypass kardiopulmonal ) - Eklampsia - Luka bakar b. Pulmonal : - Pneumonia ( Viral, bakteri, jamur, penumosistik karinii - Trauma ( emboli lemak, kontusio paru - Aspirasi ( cairan gaster, tenggelam, cairan hidrokarbon ) - Pneumositis c. Non-Pulmonal : - Cedera kepala - Peningkatan TIK - Pascakardioversi - Pankreatitis - Uremia | 1. Penurunan kesadaran mental 2. Takikardi, takipnea 3. Dispnea dengan kesulitan bernafas 4. Terdapat retraksi interkosta 5. Sianosis 6. Hipoksemia 7. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing | Kerusakan sistemik Pe ↓ perfusi jaringan Hipoksia selule Pelepasan faktor-faktor biokimia ( enzim lisosom, vasoaktif, system komplemen, asam metabolic, kolagen, histamine ) Pe ↑ permiabilitas kapiler paru Pe ↓ aktivitas surfaktan Edema interstisial alveolar paru Kolaps alveolar yang progresif Pe ↓ compliance paru Stiff lung Pe ↑ shunting Hipoksia arterial | · Pasang jalan nafas yang adekuat · Pencegahan infeksi · Ventilasi Mekanik · Dukungan nutrisi · TEAP * Monitor system terhadap respon · Pemantauan oksigenasi arteri · Perawatan kondisi dasar · Cairan · Farmakologi ( O2, Diuretik, A.B ) · Pemeliharaan jalan nafas |
TRAUMA THORAX | Luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax | 1. Benda tajam 2. Benda tumpul | ü Gelisah. ü Pucat ü keringat dingin ü Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis) ü Pekak jantung melebar ü Bunyi jantung melemah ü Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure ü ECG terdapat low voltage seluruh lead ü Perikardiosentesis keluar darah ü Kolaps sirkulasi ü terdengar bunyi klik ü Nyeri dada mendadak dan sesak napas. ü Gagal pernapasan dengan sianosis. | Tusukan/tembakan 1. Tamponade jantung Perdarahan dalam perikardium Nyeri akut Pengaliran darah kembali ke atrium Lambat tertolong dapat menyebabkan kematian 2. Hematotoraks Perdarahan/syok Ketidakefektifan pola napas 3. Pneumothoraks Udara masuk kedalam rongga pleural Udara tidak dapat keluar Tekanan pleura meningkat | v Chest tube / drainase udara (pneumothorax) v WSD (hematotoraks) v Pungsi v Torakotomi v Pemberian oksigen |
TUBER KOLUSIS (TB) | Penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. | M.tuberculosis | « Batuk > 2 minggu « Sesak nafas « Batuk darah « Nyeri dada « Demam « Keringat malam « BB menurun « Nafsu makan menurun « lemah | M.tuberculosis masuk saluran pernapasan,saluran pencernaan(GI),dan luka terbuka pada kulit Leukosit polimorfonuklear memfagosit bakteri diganti makrofag Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi pneumonia akut Basil juga menyebar melalui getah bening regional Makrofag yang mengadakan infiltrasi sel tuberkel epiteloiddikelilingi oleh limfosit Nekrosis bagian sentral lesi nekrosis kaseosa | 1. Pemeriksaan kontak 2. Mass chest X-ray 3. Vaksinasi BCG 4. Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB 5. Penggunaan Rifampisin,Isoniazid,Pirazinamid,Streptomisin,dan Etambutol sesuai indikasi |
ANEMIA APLASTIK | Berkurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. | » Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal » Bahan kimia : benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb. » Obat » Radiasi : sinar roentgen, radioaktif. » Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia » Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis » Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik | a. Lemah dan mudah lelah b. Pucat c. Pusing d. Anoreksia e. Peningkatan tekanan sistolik f. Takikardia g. Penurunan pengisian kapler h. Sesak i. Demam j. Purpura k. Petekie l. Hepatosplenomegali m. Limfadenopati | Faktor didapat (obat-obatan, bahan kimia, radiasi, infeksi, idiopatik) Faktor congenital (sindroma fanconi yang disertai mikrosefali dan kelainan ginjal) Penurunan sel precursor dalam sumsum tulang | a. Pencegahan infeksi silang b. Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak c. Tempatkan anak pada posisi terlentang untuk meningkatkan sirkulasi serebral d. Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan e. Berikan dukungan emosional kepada orang tua dan anak f. Transplantasi sumsum tulang |
ANEMIA HEMOLITIS | Sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal S (HbS). | Kelainan struktur hemoglobin | - Demam - kadang sesak nafas. - Nyeri perut - Jantung biasanya membesar - bunyi murmur - tubuh yang relatif pendek, tetapi lengan, tungkai, jari tangan dan jari kakinya panjang | Defeknya adalah satu substitusi asam amino pada rantai beta hemoglobin karena hemoglobin A normal mengandung dua rantai α dan dua rantai β, maka terdapat dua gen untuk sintesa tiap rantai. Trait sel sabit hanya mendapat satu gen normal, sehingga SDM masih mampu mensintesa kedua rantai β dan βs, jadi mereka mempunyai hemoglobin A dan S sehingga mereka tidak menderita anemia dan tampak sehat. Apabila dua orang dengan trait sel sabit sama menikah, beberapa anaknya akan membawa dua gen abnormal dan hanya mempuntai rantai βs dan hanya hemoglobin S, maka anak akan menderita anemia sel sabit | 1) Pencegahan infeksi 2) Deteksi dini 3) pengobatan segera setiap ada infeksi 4) pemberian antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan dengan dosis yang besar. |
ANEMIA MEGALO BLASTIK | Sekelompok anemia yang di tandai oleh adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi intisel tersebut. Sel tersebut dinamakan megaloblas. | 1. Defisiensi vitamin B12 2. Defesiensi asam folat 3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam volat 4. Gangguan sintesis DNA | 1) Anemia karena eritrooesis yang inefektif. 2) Ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi karena usia eritosit memendek. 3) Glositis (lidah bengkak, merah,) stomatitis angularis, gejala-gejala sindrom malabsorpsi ringan 4) Purpura trombositofenik karena maturasi megakariosit terganggu 5) Neuropati pada defisiensi B12. | Defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12 gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblas gangguan maturasi intisel sel-sel megaloblas | · Diberikan vitamin B12 100-1000 µg intramuskular sehari Selama dua minggu · Transfusi darah seyogyanya dihindari diberikan asam folat satu 1-5 mg per/hari per oral selama 4-5 minggu. |
ANEMIA PERNISIOSA | Penurunan sel darah merah yang terjadi ketika tubuh tidak dapat dengan baik menyerap vitamin B12 dari saluran pencernaan | 1.Lemahnya lapisan perut (gastritis atrofi) 2.Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12 3.Gangguan di usus (Chron’s disease dan lain-lain). 4.Perdarahan hebat 5.Akut (mendadak) 6.Kecelakaan 7.Pembedahan 8.Persalinan 9.Pecah pembuluh darah 10. Penyakit Kronik (menahun) 11. Perdarahan hidung 12. Wasir (hemoroid) 13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Kekurangan vitamin B12 15. Kekurangan asam folat 16. Kekurangan vitamin C | a. Diare atau sembelit b. Kelelahan atau kelemahan, pusing ketika berdiri c. Kehilangan nafsu makan d. Kulit pucat e. Kurang konsentrasi f. Sesak nafas, terutama selama latihan g. Lidah merah, bengkak atau gusi berdarah h. Kerusakan saraf | Defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12 gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblas gangguan maturasi intisel sel-sel megaloblas | » Diberikan vitamin B12 100-1000 µg intramuskular sehari Selama dua minggu » Diberikan asam folat satu 1-5 mg per/hari per oral selama 4-5 minggu. |
DERMATITS ATOPIK | Peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. | 1. Multifaktorial : faktor genetik, emosi, trauma, keringat, dan faktor imunologis. 2. Penggunaan sabun atau deterjen, bahan kimia (alkohol,astrigen) 3. Lingkungan yang bersuhu panas/dingin 4. Kelembaban tinggi atau rendah 5. Sinar matahari. 6. Menghirup tungau debu rumah 7. Bulu binatang 8. Serbuk sari 9. Karpet dan boneka berbulu. | § Eritema § Papula § Vesikel § Kusta § Skuama § Pruritus yang hebat § Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi § Gatal yang tidak tertahankan § Peradangan § Gangguan tidur § Lesi selalu kering dan terdapat likenifikasi (kulit menjadi tebal dan keras). | Iritan melalui kerja kimiawi atau fisik kerusakan sel kelainan kulit. Bahan iritan merusak lapisan tanduk denaturasi keratin menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit sel epidermis rusak. Dapat menimbulkan nyeri akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh akibat vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik. | 1. Pengobatan topikal ü Kortikosteroid ü Radiasi ultraviolet ü Siklosporin A ü Antibiotika dan antimikotika ü Imunosupresif topikal 2. Pengobatan sistemik ü Antihistamin ü Kortikosteroid ü Siklosporin ü Pentoksifilin ü FK 506 (Takrolimus) ü Ca+ + antagonis ü Derivat vitamin D3 ü SDZ ASM 981 (derivay askomisin) 3. Diet 4. Perawatan kulit 5. Hidrasi 6. Identifikasi dan eliminasi faktor-faktor pencetus kekambuhan. |
DERMATITS KONTAK | Reaksi inflamasi kulit terhadap unsure – unsure fisik, kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas. | a. Iritasi ( dermatitis iritan sabun detergen dan logam – logam tertentu b. Reaksi alergi ( dermatitis kontak alergika ) ü Kosmetika ü Senyawa kimia ü Tanaman ü Obat – obat yang terkandung dalam kritim kulit ü Zat kimia yang digunakan dalam pengelolaan pakaian | a. Gatal – gatal b. Rasa terbakar c. Lesi kulit ( vesikel ) d. Edema yang diikuti oleh pengeluaran secret e. Pembentukan krusta serta akhirnya mengering dan mengelupas kulit. | DKI bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik merusak lapisan tanduk berdifusi melalui membrane merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel rusaknya membran lipid keratinosit fosfolipase akan diaktifkan asam arakidonik bebas prostaglandin dan leukotrin bebas dilatasi pembuluh darah dan transudasi faktor sirkulasi menarik neutrofil dan limfosit mengaktifkan sel mast histamin, prostaglandin dan leukotrin bebas PAF akan mengaktivasi platelets- perubahan vaskuler DKA hapten menempel pada kulit pinositosis atau endositosis oleh sel LE ikatan kovalen dengan protein karier komplek hapten protein sel LE menuju duktus Limfatikus dan ke parakorteks Limfonodus regional penyajian antigen kepada molekul CD4 sel Langerhans dirangsang mengeluarkan IL-1 merangsang sel T mengeluarkan IL-2 proliferasi sel T primed me mory T cells | 7. Pengobatan topikal ü Kortikosteroid ü Radiasi ultraviolet ü Siklosporin A ü Antibiotika dan antimikotika ü Imunosupresif topikal 8. Pengobatan sistemik ü Antihistamin ü Kortikosteroid ü Siklosporin ü Pentoksifilin ü FK 506 (Takrolimus) ü Ca+ + antagonis ü Derivat vitamin D3 ü SDZ ASM 981 (derivay askomisin) 9. Diet 10. Perawatan kulit 11. Hidrasi 12. Identifikasi dan eliminasi faktor-faktor pencetus kekambuhan. |
DERMATITS MEDIKA MENTOSA | Kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya nonimunogenik. | a. obat-obatan b. zat-zat kimia | ¯ Mata gatal ¯ bersin-bersin, ¯ mengeluarkan ingus, ¯ batuk ¯ gejala nafas sesak sampai terjadi serangan asma. ¯ Sering pula muncul keluhan mual, muntah dan diare. | Factor lingkungan merupakan factor terpenting . Alergi paling sering menyerang pada saluran nafas dan saluran pencernaan . Didalam saluran nafas terjadi inflamasi yang menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menyebabkan batuk dan sesak nafas . | a. Prescription b. antihistamines, c. Nasal corticosteroid semprot. d. Epinephrine e. Antihistamines, seperti diphenhydramine (Benadryl) f. Corticosteroids |
HIV/ AIDS | Human Immunodefinciency Virus, yang artinya virus atau jasad renik yang menyerang system kekebalan tubuh manusia Acquried Immune Defeciency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh seseorang, dimana AIDS merupakan fase akhir dari HIV. | Virus HIV | | Virus HIV Merusak seluler Menyerang T Limfosit, sel saraf, makrofag, monosit, limfosit B Immunocompromise Invasi kuman pathogen Lesi mulut Kompleks demensia Ensepalopati akut Diare Hepatitis Disfungsi biliari Penyakit anorektal Infeksi Gatal, sepsis, nyeri Gangguan penglihatan dan pendengaran | a) Attachment inhibitors b) Reverse transcriptase inhibitors atau RTI, c) fusion inhibitors d) Integrase inhibitors, e) Protease inhibitors (PIs) f) Immune stimulators g) Obat antisense |
SYSTEMIC LUPUS ERYTE MATOSUS (SLE) | Penyakit radang multisistem yang penyebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi, disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibody dalam tubuh | factor lingkungan factor genetic faktor hormonal terhadap Respon imu | § Artralgia, artritis (sinovitis), § pembengkakan sendi § nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari. § Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. § Perikarditis § Pleuritis atau efusi pleura. § Inflamasi pada § arteriole terminalis § depresi | faktor-faktor genetik, hormonal dan lingkungan Gangguan imunoregulasi fungsi sel T supresor yang abnormal penumpukan kompleks imun kerusakan jaringan Inflamasi menstimulasi antigen peningkatan autoantibodi yang berlebihan | 1) Preparat NSAID 2) Obat antimalaria 3) Preparat imunosupresan |
SYOK ANAFI LAKTIK | Kumpulan gejala yang ditimbulkan karena reaksi akut terhadap zat asing pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi | § Karena obat-obatan terjadi reaksi histamine tak langsung yang berat biasanya mengikuti suntikan obat, serum,media kontras foto rontgen. § Makanan tertentu, gigitan serangga § Reaksi kadang dapat idiopatik / manifestasi abnormalitas immunologis. | · takikardi, hipotensi, renjatan, aritmia, palpitasi · rinitis, bersin, gatal dihidung, spasme bronkus, suara serak, sesak, apnea. · nausea, muntah, sakit perut · pruritus, urtikaria, angioedema, kulit pucat dan dingin | Alergen merangsang sel mast Ig E Histamin dilepaskan vasodilatasi perifer peningkatan permebilitas kapiler kehilangan banyak plasma syok | · Hentikan antigen penyebab, beri antihistamin · Baringkan pasien dengan posisi tungkai / kaki lebih tinggi dari kepala · Pemberian adrenalin 1:1000 ( 1mg / ml ) · Pasang infus untuk mengatasi hipovolemia dan tanda kolaps vaskuler · Bebaskan jalan nafas kalau perlu pasang intubasi endotrakeal · Pemberian oksigen 5-10 lt/mt , bila perlu bantuan pernafasan · Kortikosteroid |
URTIKARIA | Suatu reaksi padas kulit yang timbul mendadak ( akut ) karena pengeluaran histamine yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan perembesan cairan dari pembuluh darah. | « Obat-obatan. « Makanan (terutama telur, kerang-kerangan, ikan, kacang-kacangan). « Serbuk sari. « Serbuk binatang (terutama kucing). « Gigitan serangga. « Air, cahaya matahari, panas, dingin « Stres Emosional | § ruam atau lesi kulit berupa biduran § gatal (pruritus) § pedih, sensasi panas terbakar § angioedema | Allergen merangsang sel mast antibody IgE mengeluarkan histamine menyerang pembuluh darah vasodilatasi peningkatan permeabilitas | a) Perawatan pre-hospital b) peningkatan permeabilitas c) Antihistamin d) Diphenhydramin dan hydroxyzin e) H1 blocker f) Antihistamin H2, g) Doxepin h) Glukokortikoid i) prednisone 40-60 mg/hari selama 5 hari j) epinefrin |
HEMOFILIA | Kelainan perdarahan yang disebabkan adanya kekurangan salah satu factor pembekuan darah. | Kromosom X | ¯ memar besar dan meluas ¯ perdarahan kedalam otot,sendi,dan jaringan lunak ¯ nyeri pada sendi ¯ pembengkakan ¯ keterbatasan gerak | Luka berkurangnya sel hemopoetik normal perdarahan menurun pembuluh darah(nyeri) keeping darah menutup luka factor pembeku darah berkurang anyaman benang fibrin tidak sempurna mengkerut- | Perawatan yang efektif pergerakan diharapkan tidak terlalu banyak Asam Amino Chaproid Hemofili A Cryoprecipitate dan tihemophilic factor (AHF) Lyophilized AHF Desmopressin Hemofili B Faktor IX concentrate |
LEUKIMIA LIMFOSIT KRONIS (LLK) | Kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala | virus (virus onkogenik) sinar X,sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat) infeksi kelainan kromosom herediter | 1. Anemia 2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi 3. Perdarahan 4. Penurunan kesadaran 5. Penurunan nafsu makan 6. Kelemahan dan kelelahan fisik | Kerusakan sumsum tulang sel-sel darah tidak terbentuk kanker darah mempengaruhi limfosit atau sel limfoid penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening leukemia limfositik | 1) Program terapi 2) Kemoterapi 3) Pengobatan imunologik |
LEUKEMIA MIELO GENUS AKUT (LMA) | Salah satu jenis leukemia dimana sel malignan yang bersifat predominan adalah monosit atau granulosit | a. Keturunan b. Kelainan kromosom c. Defisiensi imun d. Disfungsi sumsum tulang e. Radiasi f. Bahan kimia dan obat – obatan | ü Anemia ü Neutropenia, infeksi demam ü Penurunan jumlah platelet ü Invasi sumsum tulang dan periosteum ü Infiltrasi, pelebaran, fibrosis ü Infiltrasi meningen ü Kelemahan ekstremitas bawah ü Disfagia Sulit untuk konsentrasi, gangguan memori (efek dari terapi) ü Gangguan penglihatan | Kerusakan sumsum tulang sel-sel darah tidak terbentuk kanker darah mempengaruhi limfosit atau sel limfoid penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening leukemia limfositik | 1. Pelaksanaan kemoterapi 2. Irradiasi cranial 3. Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi : |
LEUKO PENIA | Kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai jaringan | Infeksi virus dan sepsis bacterial keracunan obat seperti fenotiazin Radiasi sinar X dan sinar ï»» | a. Anemia b. Menorrhaggia c. Metrorrhaggia d. Neurasthenia e. Trombositopenia f. Stomatitis g. Pneumonia h. Abses hati i. Kelelahan, sakit kepala, dan demam | Radiasi sinar X dan sinar ï»» & penggunaan obat-obatan kerusakan sumsum tulang memproduksi sel darah Menurun neutropenia, monositopenia, Eosinopenia leukopenia. | a. Steroid dan vitamin b. Beberapa terapi seperti terapi sitokin dan kemoterapi |
POLISI TEMIA | Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. | » usia > 60 tahun, » Hipoksia dari penyakit paru-paru » Merokok » Penerimaan karbon monoksida (CO) kronis » Orang yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan) » Kelainan ginetik » Terlalu banyak menerima darah dari plasma » Postmaturitas » Ibunya menderita DM | v Hiperviskositas v Penurunan shear rate v Trombositosis (hitung trombosit >400.000/mL). v Basofilia (hitung basofil >65/mL) v Splenomegali v Hepatomegali v Laju siklus sel yang tinggi v Difisiensi vitamin B12 dan asam folat | populasi eritrosit berasal dari satu klon induk darah yang abnormal tidak membutuhkan eritropoetin untuk proses pematangannya Polisitemia | 1. Flebotomi 2. Kemoterapi Sitostatika 3. Radiokatif (P32) 4. Fosfor Kemoterapi 5. Biologi (Sitokin) 6. Pengobatan Suportif |
MIELOMA MULTIPEL | Gamopati monoklonal akibat keganasan sel plasma dalam sumsum tulang yang menghasilkan protein abnormal dalam plasma atau urin | · Pelepasan sel meiloma mengakibatkan penumpukan amiloid · Peningkatan osteoclast activating factor menyebabkan gejala nyeri tulang dan penekanan syaraf. · Ganguan produksi anti body menyebabkan penderita mudah terkena infeksi · Tingginya kalsium dalam darah | a. Anemia b. Gagal ginjal c. Ganguan penglihatan d. Terkadang ditemukan pendarahan e. sesak nafas f. lesu, lemah, pucat | tumor di tulang reaksi tulang normal respons osteolitik atau respons osteoblastik | 1) pengangkatan dan penghancuran tumor 2) radiasi bila tumor bersifat radiosensitifdan 3) kemoterapi |
LIMFOMA MALIGNA (KANKER KELENJAR GETAH BENING) | Bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit | ¯ faktor keturunan ¯ kelainan sistem kekebalan ¯ infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) ¯ toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia). | 1. Limfodenopati superficial 2. Demam 3. Sering keringat malam 4. Penurunan nafsu makan 5. Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6 bulan (anorexia) 6. Kelemahan, keletihan 7. Anemia, infeksi, dan pendarahan | pembesaran nodus limfe penekanan berat pada jaringan sekitarnya Tekanan terhadap trakea menyebabkan kesulitan untuk bernapas penekanan terhadap esophagus menyebabkan kesulitan untuk menelan penekanan pada saraf menyebabkan paralisis faringeal dan neuralgia brachial, lumbal, atau sacral penekanan pada vena dapat mengakibatkan edema pada salah satu atau kedua ekstrimitas dan efusi ke pleura atau peritoneum penekanan pada kandung empedu menyebabkan ikterik obstruktif anemia progresif jumlah leukosit biasanya tinggi polimorfonuklear (PMN) meningkat secara abnormal peningkatan jumlah eosinofil | a. Radioterapi b. Kemoterapi c. Terapi obat tunggal d. Khlorambusil atau siklofosfamid kontinyu atau intermiten e. Terapi kombinasi. |
EMFISEMA | Suatu keadaan abnormal pada anatomi paru dengan adanya kondisi klinis berupa melebarnya saluran udara bagian distal bronkhiolus terminal yang disertai dengan kerusakan dinding alveoli | v Rokok v Keturunan v Polusi v Infeksi v Faktor genetic v Obstruksi jalan napas v Hipotesis Elastase – Antielastase | 1. Sesak napas 2. Mengi 3. Sesak dada 4. Mengurangi kapasitas untuk kegiatan fisik 5. Batuk kronis 6. Kehilangan nafsu makan dan berat 7. Kelelahan 8. Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit 9. Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk 10. Bibir tampak kebiruan 11. Berat badan menurun 12. Batuk menahun. | Inflamasi pembengkakan bronchi produksi lendir yang berlebihan kehilangan recoil elestisitas jalan nafas,dan kolaps bronkiolus,serta penurunan redestribusi udara kealveoli meninmbulkan gejala sesak | 1. Pemberian obat-obatan. 2. Terapi oksigen. 3. Latihan fisik. 4. Rehabilitasi. 5. Fisioterapi. |
Selasa, 08 November 2011
PENYAKIT RESPIRASI & IMUN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar